Diet Tidak Selalu Efektif
Memiliki tubuh langsing dan padat berisi tentu menjadi idaman setiap wanita. Namun bagaimana dengan mereka yang bertubuh gemuk, tentu hasrat memiliki tubuh seramping model butuh perjuangan yang tidak mudah. Alih-alih ingin tubuh langsing tapi justru kesehatan terganggu. Bahkan bisa jadi diet mati-matian yang Anda lakukan sama sekali tak ada gunanya.
Fenomena meningkatnya 'pemburu tubuh langsing' di Amerika ini menimbulkan rasa khawatir pemerhati kesehatan Amerika, salah satunya Dr Traci Mann dari University of California, Los Angeles (UCLA), yang menyatakan diet tak selalu memberikan hasil efektif, karena penurunan berat badan tak akan bertahan lama.
"Anda berhasil menurunkan 5 sampai 10 persen berat badan dengan berbagai diet ketat yang Anda lakukan, namun ada kemungkinan berat badan justru kembali naik. Dalam studi, kami menemukan mayoritas mereka yang melakukan diet justru mengalami kenaikan berat badan, bahkan lebih dari yang BB mereka sebelumnya," papar Mann yang melakukan studi selama 2-5 tahun.
"Lebih dari dua pertiga pil pelangsing meningkatkan gangguan kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, diabetes, dan melemahnya kekebalan tubuh."
Diet yang membuat berat badan naik turun berulang kali (yo-yo behaviour) sangat buruk bagi kesehatan. Studi menunjukkan perilaku yo-yo justru membuat tubuh akan mengubah
komposisi jaringan lemak dan otot dalam tubuh, membentuk lebih banyak jaringan lemak dan menyebarkannya, sehingga bagian atas tubuh akan menjadi lebih gemuk. Para ahli menyatakan perilaku yo-yo membuat setiap kalori yang Anda makan disimpan menjadi lemak.
Senada dengan Mann, Janet Tomiyama, alumni fakultas Psikolog UCLA, menyatakan indikasi diet akan meningkatkan berat badan beberapa tahun ke depan. Dalam studi lain, mereka meneliti 19 ribu pria dan wanita dewasa berbadan sehat selama empat tahun dan meneliti keterkaitan antara gaya hidup dan berat badan.
Hasilnya, mereka yang melakukan diet dan olahraga secara teratur mengalami penurunan berat badan lebih signifikan dibanding yang pelaku diet makanan/obat. Meskipun tak menutup
kemungkinan untuk kembali mengalami kenaikan berat badan pada beberapa waktu mendatang.
Penggunaan obat pelangsing yang sifatnya pencahar (diuretic ataupun laksatif) tidak efektif dalam program penurunan berat badan jangka panjang, karena akan membuat tubuh 'lupa' bagaimana mengeluarkan kotoran tubuh secara alami. Selain memaksa pencernaan bekerja terlalu keras.
Studi ini diterbitkan oleh Masyarakat Psikologi Amerika dalam :
"Lebih dari dua pertiga pil pelangsing meningkatkan gangguan kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, diabetes, dan melemahnya kekebalan tubuh."
Diet yang membuat berat badan naik turun berulang kali (yo-yo behaviour) sangat buruk bagi kesehatan. Studi menunjukkan perilaku yo-yo justru membuat tubuh akan mengubah
komposisi jaringan lemak dan otot dalam tubuh, membentuk lebih banyak jaringan lemak dan menyebarkannya, sehingga bagian atas tubuh akan menjadi lebih gemuk. Para ahli menyatakan perilaku yo-yo membuat setiap kalori yang Anda makan disimpan menjadi lemak.
Senada dengan Mann, Janet Tomiyama, alumni fakultas Psikolog UCLA, menyatakan indikasi diet akan meningkatkan berat badan beberapa tahun ke depan. Dalam studi lain, mereka meneliti 19 ribu pria dan wanita dewasa berbadan sehat selama empat tahun dan meneliti keterkaitan antara gaya hidup dan berat badan.
Hasilnya, mereka yang melakukan diet dan olahraga secara teratur mengalami penurunan berat badan lebih signifikan dibanding yang pelaku diet makanan/obat. Meskipun tak menutup
kemungkinan untuk kembali mengalami kenaikan berat badan pada beberapa waktu mendatang.
Penggunaan obat pelangsing yang sifatnya pencahar (diuretic ataupun laksatif) tidak efektif dalam program penurunan berat badan jangka panjang, karena akan membuat tubuh 'lupa' bagaimana mengeluarkan kotoran tubuh secara alami. Selain memaksa pencernaan bekerja terlalu keras.
Studi ini diterbitkan oleh Masyarakat Psikologi Amerika dalam :
Journal of the American Psychological Association, edisi April 2007.