Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman CPNS Mahkamah Agung 2019 (Bag.2)

Pengalaman Ikut CPNS Mahkamah Agung 2019 bagian 2

Lolos seleksi administrasi, Oom dijadwalkan mengikuti seleksi kompetensi dasar (SDK) pada tanggal 12 Februari 2020. Beruntung lokasi tes tidak cuma di Jakarta. Oom bisa memilih beberapa titik lokasi (tilok) yang paling dekat dengan tempat tinggal.

Saat itu Oom memilih lokasi tes SKD di kota Yogyakarta. Selain cukup dekat dari kota Solo, ya hitung-hitung sekalian rekreasi 😁 Apalagi; entah kebetulan atau tidak; lokasi tesnya di ruang 4 gedung 7 Universitas Amikom Yogyakarta. Ya, di kampus almamater ✌


Sebelum Tes SKD

Jeda waktu beberapa bulan sebelum tes SKD cuma Oom habiskan untuk jalan-jalan, mencari proyekan, baca komik, dan seabrek kegiatan unfaedah lainnya.

Beli buku tes CPNS yang maha tebal itu? Nggak, deh... Jujur Oom nggak minat. Selain mahal, entah berguna atau tidak karena soal tes SKD dan SKB pasti berbeda setiap tahunnya.

Barulah ketika para peserta di daerah lain sudah mulai tes, Oom sibuk mencari wangsit petunjuk seperti apa kira-kira soal SKD yang akan keluar. Maklum, baru kali ini Oom ikut tes CPNS sampai tahap SKD. 

Adanya simulasi CAT (Computer Assisted Test) yang disediakan BKN sungguh sangat memudahkan Oom dalam mempersiapkan diri. Setidaknya Oom bisa tahu seperti apa dan bagaimana cara mengerjakan soal-soal SKD yang berbasis komputer ini.

Jadi buat kamu yang akan mengikuti tes SKD CPNS, jangan sampai melewatkan simulasi tes CAT dari BKN ini. Setidaknya, kamu bakal dapat bayangan atau gambaran seperti apa tesnya nanti. Klik di sini untuk menuju ke portal CAT BKN.


Di Luar Perkiraan

Di hari H, Oom sudah benar-benar mempersiapkan diri. Semua hapalan terkait Pancasila, Undang-undang, dan sejarah nasional sudah cukup membekas di otak. Yang paling Oom takutkan memang TWK (Tes Wawasan Kebangsaan). Maklum, isinya hapalan semua. Sementara Oom orangnya pikunan 😂

Bermodalkan celasa klimis tanpa sabuk, kemeja putih lengan panjang, dan sepatu pantofel buluk bekas acara akad dahulu 😬 Oom datang ke lokasi bersama istri dan keponakan. Mereka hanya mengantar Oom lalu pergi jalan-jalan ke mall sembari menunggu tesnya selesai 😉

Rupanya setelah datang, kita masih harus menunggu sekitar 60 menit sebelum tes dimulai. Sungguh membosankan. Apalagi HP dan barang bawaan harus dititipkan saat proses daftar ulang. Alhasil waktu yang ada dimanfaatkan untuk melamun mengingat-ingat materi.

Saat tesnya sudah dimulai, Oom mulai kelabakan. Soal SKD terdiri dari 100 soal yakni Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Masing-masing memiliki nilai ambang batas (passing grade) 65, 80, dan 126. Kalau di bawah itu auto nggak lolos.

Soal-soalnya memang ada yang mirip dengan kisi-kisi dan FR (field report) yang dibagikan peserta sebelumnya. Tapi banyak juga yang Oom tidak menyangka akan keluar. Pertanyaan-pertanyaan seputar pasal dalam Undang-undang, sejarah nasional, dan sejenisnya sungguh mematikan 😱

Setelah menjawab dengan sistem tebak-tebakan buah jambu, Oom lanjut ke jenis soal TIU. Disini kekagetan Oom bertambah. Soal yang keluar salah satunya adalah menghitung pecahan. Oom hanya bisa melongo. Sudah lupa caranya mengalikan dan membagi pecahan 😂

Lanjut ke soal TKP, isinya kebanyakan mempertanyakan tentang kemampuan kita dalam mengambil keputusan atas suatu masalah yang dikemukakan. Saran Oom, pilih yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan yang fokus pada pelayanan masyarakat.


Hasil Akhir

Saat waktu 90 menit yang diberikan untuk mngerjakan soal sudah berakhir, skornya langsung nongol di depan layar. 370...

Saat itu Oom tidak tahu, apakah nilai 370 itu tergolong tinggi atau tidak? Perinciannya, Oom mendapatkan nilai :

TWK - 80
TIU - 150
TKP - 140

Ampun dah nilai TWK mepet buanget sama passing grade. Dari total 5.876 peserta SKD untuk formasi PRP, hanya 1.248 orang yang berhak melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya, SKB. Ini sudah sesuai dengan ketentuan BKN dimana jumlah peserta SKB maksimal adalah 3 kali jumlah formasi yang dibutuhkan.

Oom sendiri berada pada urutan 200 dari semua peserta. Wah, kalau seandainya tes CPNS hanya SKD saja, sudah pasti Oom auto lolos jadi PNS tahun ini 😄

Tapi dari tes SKD ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tes CPNS sebenarnya memang bisa dipersiapkan jauh-jauh hari. Banyak membaca materi-materi seputar tes CPNS dari buku atau internet dan mempelajari matematika dasar sepertinya akan banyak membantu kamu.

Coba dulu Oom lebih niat belajar dan mengulang-ulang materi pelajaran sekolah, mungkin skor SKD akan lebih tinggi sedikit ✌

Dan,... negara api virus corona pun datang menyerang. Jadwal tes SKB mundur sampai waktu yang belum bisa ditentukan...

Bersambung ke bagian 3


Posting Komentar untuk "Pengalaman CPNS Mahkamah Agung 2019 (Bag.2)"