Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Kemerdekaan Indonesia ke-64

Makna Kemerdekaan Indonesia ke-64
Merdeka! Itulah kata yang terus terngiang dalam benak semua orang ketika teks naskah proklamasi dibacakan oleh Bung Karno (17 Agustus 1945). Setelah lebih dari setengah abad berlalu kemerdekaan masih menjadi anugrah terbesar yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa ini. Menjelang tanggal 17 Agustus banyak lomba-lomba diadakan untuk memeriahkan acara peringatan kemerdekaan Indonesia. Tengok saja lomba menulis blog DijaminMurah.com ataupun lomba-lomba blog lainnya yang semakin menjamur di tanah air.

Tak terasa sudah 64 tahun Indonesia merdeka. Lebih dari 350 tahun Indonesia dijajah negara asing dan diperas kekayaan alamnya. Tak terhingga banyaknya darah yang harus ditumpahkan untuk memperoleh kemerdekaan ini. Betapa mahalnya arti sebuah kemerdekaan! Namun apa hikmah kemerdekaan itu sebenarnya di masa kini?

Kini kemerdekaan tak lebih dari sekedar slogan atau identitas bangsa Indonesia di mata dunia. Hampir semua orang terlena dengan ketenangan dan ketentraman. Mereka melupakan beratnya sebuah perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Mereka tak mempedulikan penderitaan yang dialami oleh para pejuang-pejuang Indonesia yang mempertaruhkan nyawanya untuk membela bangsa ini. Salahkah mereka?

Mari kita tengok sejenak segala aktivitas masyarakat Indonesia di masa kemerdekaan. Pertanyaan sederhana yang terlintas di benak saya ketika memperingati hari kemerdekaan adalah, "Apa yang anda lakukan di hari kemerdekaan Indonesia?". Hampir semua orang akan menjawab, “Upacara bendera untuk memperingati kemerdekaan Indonesia”. Itu sajakah?

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
Kita dididik untuk mengikuti upacara kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus. Namun adakah diantara kita yang benar-benar memahami arti penting upacara ini? Upacara adalah penghormatan. Penghormatan kepada para pejuang yang berjuang hingga darah penghabisan untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

“..Kita memberikan penghormatan kepada mereka semua. Sedetik kemudian kita melupakan semua jasa-jasa mereka..”

Memang terdengar cukup klise. Namun itulah yang terjadi di Indonesia saat ini. Selain para veteran-veteran pejuang Indonesia, upacara bendera takkan meninggalkan arti yang mendalam dalam diri setiap masyarakat Indonesia.

Adakah masyarakat Indonesia yang langsung berdiri tegak dan bersikap hormat ketika lagu Indonesia Raya sedang dinyanyikan bahkan ketika mereka sedang makan? Tidak ada.

Saya bukan seorang nasionalis dan Indonesia bukanlah negara tiran seperti Korea Utara. Indonesia adalah negara demokrasi. Negara yang memberikan kebebasan setiap warganya untuk berpendapat. Saya ingin bertanya kepada anda, manakah yang paling sering anda dengar dan anda hafal, lagu-lagu kebangsaan Indonesia atau lagu-lagu pop yang akhir-akhir ini semakin santer terdengar? Anda tentu mudah menjawabnya, bukan?

Ya, kita sudah sangat jarang mendengarkan lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Bahkan tak jarang seringkali kita temui orang-orang yang tak mengenal lagu-lagu semacam "Maju tak gentar" atau "Gugur bunga". Mereka lebih hafal lagu-lagu yang dinnyanyikan Ungu, Hijau Daun, Kerispatih, dan lain sebagainya. Mereka terobsesi dengan lagu-lagu bernada cinta daripada lagu-lagu bernuansa kebangsaan. Inikah yang disebut sebagai generasi pewaris kemerdekaan Indonesia?

Masyarakat Indonesia tidak dapat disalahkan! Sistem demokrasi negara ini tidak mewajibkan setiap individu untuk mengenal lagu-lagu kebangsaannya sendiri. Negara ini menyama-ratakan kedudukan lagu-lagu kebangsaan dengan lagu-lagu bernada cinta. Pernyataan ini mungkin salah apabila anda adalah anggota TNI atau pihak kepolisian yang bersikap nasionalis. Namun pernyataan ini benar apabila anda adalah masyarakat biasa. Kalau begitu, siapa yang harus disalahkan? Kita sendiri.